SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 MADIUN
Teknik Bangunan FINISHING KAYU
Melaksanakan Pekerjaan finishing kayu dengan Politor Tkt II / Sem 5
Teknik Konstruksi Kayu
TUJUAN :
Agar siswa dapat melaksanakan pekerjaan finishing kayu menggunakan bahan politor dengan prosedur yang benar.
DASAR TEORI
Politor merupakan salah satu jenis reka oles / finishing yang tergolong sudah tua namun masih sangat popular pada pembuatan perabot, perlengkapan rumah tangga dan komponen bangunan yang lain.
Penggunaan politor dimulai pada tahun 1630 sejak ditemukannya selak ( shellac ) dari sejenis insek yaitu kutu lak yang bernama Laccifer Kerr.
Dengan ditemukannya selak atau sirlak ( shellac ) , memungkinkan pembuatan bahan pelapis permukaan kayu yang sangat menarik , baik warnanya maupun keindahannya. Jauh bedanya jika dibandingkan dengan reka oles primitive yaitu benda yang dipanaskan diatas bara api hingga kecoklatan dan digosok dengan kayu keras atau digosok dengan buah kemiri dan diusap dengan daun pisang kering.
Pengerjaan politor dengan cara konvensional tidak terlalu sukar , dapat dengan mudah dipraktekkan oleh pekerja berpendidikan rendah , bahkan oleh orang yang tidak berpendidikan.
Harga politor juga relative murah dan terjangkau oleh masyarakat kecil.
Manfaat politor adalah :
1. Melapisi dan mengkilapkan permukaan kayu.
2. Memperindah dan mempertajam pola serat kayu.
3. Menjaga kestabilan kayu dari pengaruh cuaca diluar lingkungannya.
Bahan Politor
Selak
Selak atau shellac dibuat dari lak, sejenis dammar atau getah hasil sekresi kutu lak yang hidupnya paarasit pada tumbuhan tertentu . Hasil sekresi tersebut dikeluarkan disekeliling badan kutu lak sebagai proteksi terhadap musuh dari luar dan keadaan sekitarnya.
Kutu lak yang dikembangkan di Yogyakarta diarea seluas 1.300 Ha, dan di Probolinggo 3.750 Ha , berasal dari India dan dapat dibudidayakan pada pohon – pohon kesambi, akasia , ploso, dan widara. Dan yang terbaik adalah kayu kesambi.
Shelak yang dijual ditoko ada yang berwujud kepingan/ emping, dan ada yang berujud batangan . Warnanya ada yang putih dan ada yang berwarna kuning kecoklatan.
Spirtus
Spirtus adalah bahan cair dan bukan sebangsa minyak . Pada umumnya disebut alkohol, yang sering dipergunakan untuk minuman keras. Alkohol yang dicampur dengan bahan – bahan kimia beracun agar tidak bisa jadi minuman keras disebut spiritus. Alkohol didapat dari hasil penyulingan bahan- bahan yang mengandung gula atau tepung yang diragikan misalnya membuat tape dari beras atau ketela , arak dari legend an sebagainya. Untuk membuat alkohol secara besar – besaran yang murah dan mudah didapat ialah tetes dari pabrik gula.
Spirtus yang baik untuk pembikinan politor adalah yang mengandung < 5 % air. Apabila terlalu banyak mengandung air , kalau untuk merendam / membuat politor tidak menghasilkan politor yang baik , karena sirlak menjadi rusak dan tak dapat luluh.
Damar / Gondorukem
Damar adalah suatu bahan yang bisa menambah mengkilapkan polituran, jika terlalu banyak memberikan damar , maka politoran tidak baik dan mudah pecah-pecah yang diebabkan hawa yang panas , serta mudah melekat pada pakaian atau barang lain.
Damar asalnya dari bagian getah pohon pinus yang telah diambil terpentinnya.
Membuat / mencampur politor.
Politor dibuat dengan mencampur bahan shirlak dengan spirtus dengan perbandingan 1 ons shirlak dengan 1 ltr spirtus untuk politor dasaran , dan 1 ons shirlak dengan 2 ½ ltr spirtus untuk politor beningan /akhiran/ gilapan.
Bahan – bahan tersebut ditempatkan dalam botol atau tempat lain yang tertutup rapat. Lamanya rendaman paling sedikit 2 hari dua malam . Lebih lama merendamnya lebih baik, sebab pencampuran bahan tersebut akan luluh benar. Hasilnya mudah dikerjakan dan menghasilkan politoran yang lebih sempurna. Selama dalam rendaman campuran harus sering diaduk atau dikocok. Pada tiap akan mempergunakan politor itu harus disaring dengan kain yang tipis dan bersih.
Aplikasi politor ada tiga macam yaitu system politor natural bening, system politor warna transparan, dan system politor kedap warna.
Namun secara garis besar langkahnya sama, yaitu penutupan pori – pori kayu , pendasaran politor , dan politor beningan. Proses pewarnaan ada pada tahap politor dasaran.
Dalam aplikasi politor yang perlu diperhatikan adalah cuaca harus cerah panas , bila cuaca agak lembab atau kurang hangat maka hasil politoran kurang mengkilap dan bahkan akan tampak kusam.
ALAT DAN BAHAN
ALAT :
- Kapi / pisau dempul
- Mesin Amplas
- Tempat mencampur politor dan tempat cairan politor
- Kuas
- Amplas waterfroop
- Kain / kaus perca
BAHAN
- Woodfiller
- Shirlak
- Spirtus
- Oker Politor
- Thiner A
- Pewarna / wenter politor
KESELAMATAN KERJA
1. Perhatikan pengencer yang tepat untuk wood filler yang digunakan
2. Aplikasikan wood filler menggunakan kapi / menggunakan kuas dan masih
dalam keadaan basah ditekan dengan kapi agar lebih padat masuk kedalam
pori – pori kayu.
3. Pengamplasan wood filler harus bersih supaya tidak menimbulkan noda pada
hasil politoran.
4. Tempat kerja harus jauh dari lalu larang orang , dan terhindar dari debu.
5. Waktu mengamplas politoran harus hati – hati jangan sampai politoran terkikis
habis atau botak, terutama bagian pinggir atau sudut.
6. Untuk mendasari politor gunakan kuas yang dibungkus kain / kaos perca.
7. Untuk politoran beningan gunakan cairan politor yang lebih encer dan
aplikasikan dengan kain / kaos perca yang dilipat padat
LANGKAH KERJA
A. SISTEM POLITOR NATURAL BENING
1. Siapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan.
2. Rendamlah caiaran politor lebih dari 2 hari sebelum digunakan.
3. Siapkan permukaan kayu , meliputi pengamplasan dengan amplas no. 80 – 180.
Juga kalau ada permukaan kayu yang warnanya berbeda , disamakan dulu.
4. Pengisian pori – pori kayu dengan bahan wood filler , diaplikasikan dengan
menggunakan kuas dan kapi. Wood filler yang digunakan ada yang berpengencer
air, ada juga yang berpengencer thiner.
5. Setelah kering ( 15 menit ), sisa wood filler yang dipermukaan kayu kayu
diamplas habis dengan amplas no 180 - 240.
6. Pendasaran politor
Lapiskan cairan politor ( 1 ons shirlak + 1 ltr spirtus ) dengan menggunakan kuas
yang dibungkus kain / kaos perca . Pelapisan dilakukan berulang – ulang sampai
kelihatan hasil dari pendasaran tersebut.
7. Setelah 15 menit permukaan bidang hasil pendasaran akan menjadi kering. Bila
permukaan terasa kasar harus diamplas cara basah hingga permukaan terasa
halus. Amplas yang digunakan adalah kertas amplas no. 180 – 240.
8. Pelapisan akhir bidang permukaan benda kerja dengan menggunakan cairan
politor yang lebih encer ( 1 ons shirlak + 2 ½ ltr Spirtus ) menggunakan kaos
perca yang dilipat padat.
9. Pelapisan akhir ini bisa diulang beberapa kali , namun sebelumnya harus
diamplas cara basah dengan kertas amplas no. 400.
B. SISTEM POLITOR WARNA TRANSPARAN.
1. Persiapan permukaan kayu.
Persiapan dilakukan dengan pengamplasan , untuk memotong serat – serat yang
berdiri dan membersihkan permukaan dari noda – noda yang akan menghalangi
daya lekat pelapisan . Amplas yang digunakan no. 80 – 180.
2. Pengisian pori – pori kayu dengan bahan wood filler , diaplikasikan dengan
menggunakan kuas dan kapi. Wood filler yang digunakan ada yang berpengencer
air, ada juga yang berpengencer thiner .
3. Setelah kering ( 15 menit ), sisa wood filler yang dipermukaan kayu kayu
diamplas habis dengan amplas no 180 - 240.
4. Pewarnaan bidang permukaan.
Gunakan pewarna / wenter politor dan campurkan kedalam larutan politor
dasaran . Aplikasikan dengan caara dioleskan menggunakan kuas yang
dibungkus kaus perca. Oleskan beberapa kali hingga warnanya kelihatan rata.
5. Mengoleskan politor dasaran untuk mengunci warna agar tidak luntur.
6. Pengamplasan dasaran politor dengan amplas no. 240 – 400 cara basah.
7. Oleskan cairan politor beningan ( 1 ons shirlak + 2 ½ ltr spirtus ) dengan
menggunakan kaus perca yang digulung padat.
8. Proses politor beningan dilakukan berulang kali, tetapi sebelumnya permukaan
diamplas dengan kertas amplasno. 400 cara basah.
C. SISTEM POLITOR KEDAP WARNA
1. Persiapan permukaan kayu.
Persiapan dilakukan dengan pengamplasan , untuk memotong serat – serat yang
berdiri dan membersihkan permukaan dari noda – noda yang akan menghalangi
daya lekat pelapisan . Amplas yang digunakan no. 80 – 180.
2. Pengisian pori – pori kayu dengan bahan wood filler , diaplikasikan dengan
menggunakan kuas dan kapi. Wood filler yang digunakan ada yang berpengencer
air, ada juga yang berpengencer thiner .
3. Setelah kering ( 15 menit ), sisa wood filler yang dipermukaan kayu kayu
diamplas habis dengan amplas no 180 - 240.
4. Campurkan oker warna yang diinginkan kedalam cairan politor dasaran , dan
oleskan dengan menggunakan kuas yang dibungkus kaus perca. Pengolesan
dilakukan berulang kali hingga warna merata dan menutupserat-serat kayu.
5. Oleskan campuran politor dasaran tanpa oker warna , untuk mengunci warna
agar tidak terkikis saat dilakukan pengamplasan.
6. Setelah cukup kering, amplas permukaan dengan kertas amplas no. 240 – 400
cara basah , hingga permukaan benda rata.
7. Kemudian kauskan cairan politor beningan dan tekan searah serat kayu hingga
lapisan politor menutup rata, halus dan mengkilap.
PERTANYAAN EVALUASI
1. Sebutkan manfaat dari penggunaan politor.
2. Kutu lak banyak dikembangkan pada pohon apa saja.
3. Berapa perbandingan campuran dari politor dasaran.
4. Berapa perbandingan campuran untuk politor beningan.
5. Dapatkah mempolitor pada malam hari. Bagaimana hasilnya.
KUNCI JAWABAN
1. Manfaat dari penggunaan politor adalah melapisi dan mengkilapkan permukaan kayu, memperindah dan mempertajam pola serat kayu, menjaga kestabilan kayu dari pengaruh cuaca.
2. Pohon kesambi , akasia, ploso , dan widara.
3. 1 ons shirlak + 1 ltr spirtus.
4. 1 ons shirlak + 2 ½ ltr spirtus.
5. Kurang baik . hasilnya tidak bisa mengkilat bahkan bisa kusam dan kurang lengket.
SEKOLAH MENENGAH KEJURAUAN NEGERI 1 MADIUN
Teknik Bangunan FINISHING KAYU
Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu dengan Politor XII KKy / 5
Teknik Konstruksi Kayu 4x5x45 menit
No ASPEK PENILAIAN Skor Maks Skor Perolehan
A Hasil Pekerjaan 70
1 Kerataan Permukaan Pengecatan 20
2 Kehalusan Permukaan 20
3 Kesamaan Warna 20
4 Mengkilap 10
B Sikap 30
1. Langkah kerja 10
2 Keselamatan Kerja 10
3 Ketepatan Waktu 10
TOTAL
100
Tidak ada komentar:
Posting Komentar