Jumat, 07 September 2012

Finishing kayu dengan politor

SEKOLAH  MENENGAH  KEJURUAN NEGERI  1  MADIUN
Teknik Bangunan    FINISHING  KAYU
Melaksanakan Pekerjaan finishing kayu dengan Politor    Tkt II / Sem  5
Teknik Konstruksi Kayu       
TUJUAN  :
                 Agar siswa dapat melaksanakan pekerjaan finishing  kayu menggunakan bahan politor   dengan  prosedur  yang  benar.

DASAR TEORI
             Politor merupakan salah satu jenis reka oles / finishing yang tergolong sudah tua namun masih sangat popular pada pembuatan perabot, perlengkapan rumah tangga dan komponen bangunan yang lain.
             Penggunaan politor dimulai pada tahun 1630  sejak ditemukannya selak ( shellac ) dari sejenis insek yaitu kutu lak yang bernama Laccifer Kerr.
             Dengan ditemukannya selak atau sirlak ( shellac ) , memungkinkan pembuatan bahan pelapis permukaan kayu yang sangat menarik , baik warnanya maupun keindahannya. Jauh bedanya jika dibandingkan dengan reka oles primitive yaitu benda yang dipanaskan diatas bara api  hingga kecoklatan dan digosok dengan kayu keras atau digosok dengan buah kemiri dan diusap dengan daun pisang kering.
             Pengerjaan politor dengan cara konvensional tidak terlalu sukar , dapat dengan mudah dipraktekkan oleh pekerja berpendidikan rendah , bahkan oleh orang yang tidak berpendidikan.
Harga politor juga relative murah dan terjangkau oleh masyarakat kecil.

             Manfaat politor adalah :
             1.   Melapisi dan mengkilapkan permukaan kayu.
             2.   Memperindah dan mempertajam pola serat kayu.
             3.   Menjaga kestabilan kayu dari pengaruh cuaca diluar lingkungannya.

Bahan   Politor
Selak
             Selak atau shellac dibuat dari lak, sejenis dammar atau getah hasil sekresi kutu lak yang hidupnya paarasit pada tumbuhan tertentu . Hasil sekresi tersebut dikeluarkan disekeliling badan kutu lak sebagai proteksi terhadap musuh dari luar dan keadaan sekitarnya.
Kutu lak yang dikembangkan di Yogyakarta diarea seluas 1.300 Ha, dan di Probolinggo 3.750 Ha , berasal dari India dan dapat dibudidayakan pada pohon – pohon kesambi, akasia , ploso, dan widara. Dan yang terbaik adalah kayu kesambi.
             Shelak yang dijual ditoko ada yang berwujud kepingan/ emping, dan ada yang berujud batangan . Warnanya ada yang putih dan ada yang berwarna kuning kecoklatan.

Spirtus
             Spirtus adalah bahan cair dan bukan sebangsa minyak . Pada umumnya disebut alkohol, yang sering dipergunakan  untuk minuman keras. Alkohol yang dicampur dengan bahan – bahan kimia beracun agar tidak bisa jadi minuman keras disebut spiritus. Alkohol didapat dari hasil penyulingan bahan- bahan yang mengandung gula atau tepung yang diragikan  misalnya membuat tape dari beras atau ketela , arak dari legend an sebagainya. Untuk membuat alkohol  secara besar – besaran yang murah dan mudah didapat ialah tetes dari pabrik gula.
             Spirtus yang baik untuk pembikinan politor adalah yang mengandung < 5 % air. Apabila terlalu banyak mengandung air , kalau  untuk merendam / membuat politor tidak  menghasilkan politor yang baik , karena sirlak menjadi rusak dan tak dapat luluh.




Damar / Gondorukem
             Damar adalah suatu bahan yang bisa menambah mengkilapkan polituran, jika terlalu banyak memberikan damar , maka politoran tidak baik dan mudah pecah-pecah yang diebabkan hawa yang panas , serta mudah melekat pada pakaian atau barang lain.

             Damar asalnya dari bagian getah pohon pinus yang telah diambil terpentinnya.

Membuat / mencampur politor.
             Politor dibuat dengan mencampur bahan shirlak dengan spirtus dengan perbandingan 1 ons shirlak dengan 1 ltr spirtus untuk politor dasaran , dan 1 ons shirlak dengan  2 ½ ltr spirtus untuk politor beningan /akhiran/ gilapan.
Bahan – bahan tersebut ditempatkan dalam botol atau tempat lain yang tertutup rapat. Lamanya rendaman paling sedikit 2 hari dua malam . Lebih lama merendamnya lebih baik, sebab pencampuran bahan tersebut akan luluh benar. Hasilnya mudah dikerjakan dan menghasilkan politoran yang lebih sempurna. Selama dalam rendaman campuran harus sering diaduk atau dikocok. Pada tiap akan mempergunakan politor itu harus disaring dengan kain yang tipis dan bersih.

             Aplikasi politor ada tiga macam yaitu system politor natural bening, system politor warna transparan, dan system politor kedap warna.
Namun secara garis besar  langkahnya sama, yaitu penutupan pori – pori kayu , pendasaran politor , dan politor beningan. Proses pewarnaan ada pada tahap politor dasaran.
Dalam aplikasi politor yang perlu diperhatikan adalah cuaca harus cerah panas , bila cuaca agak lembab atau kurang hangat maka hasil politoran kurang mengkilap dan bahkan akan tampak kusam.

ALAT DAN BAHAN
ALAT :
-    Kapi  / pisau dempul
-    Mesin Amplas
-    Tempat mencampur politor dan tempat cairan politor
-    Kuas
-    Amplas waterfroop
-    Kain / kaus perca

BAHAN
-    Woodfiller
-    Shirlak
-    Spirtus
-    Oker Politor
-    Thiner A
-    Pewarna / wenter politor

KESELAMATAN KERJA
                 1.   Perhatikan pengencer yang tepat untuk wood filler yang digunakan
                 2.   Aplikasikan wood filler menggunakan kapi / menggunakan kuas dan masih
                       dalam keadaan basah ditekan dengan kapi agar lebih padat masuk kedalam  
                pori – pori kayu.
          3.   Pengamplasan wood filler harus bersih supaya tidak menimbulkan noda pada
                hasil politoran.
          4.   Tempat kerja harus jauh dari lalu larang orang , dan terhindar dari debu.
          5.   Waktu mengamplas politoran harus hati – hati jangan sampai politoran terkikis
                habis atau botak, terutama bagian pinggir atau sudut.
          6.   Untuk mendasari politor gunakan kuas yang dibungkus kain / kaos perca.


         7.   Untuk politoran beningan gunakan cairan politor yang lebih encer dan
               aplikasikan dengan kain / kaos perca yang dilipat padat

LANGKAH  KERJA
        A.   SISTEM  POLITOR  NATURAL  BENING
               1.   Siapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan.
               2.   Rendamlah caiaran politor lebih dari 2 hari sebelum digunakan.
               3.   Siapkan permukaan kayu , meliputi pengamplasan dengan amplas no. 80 – 180.
       Juga kalau ada permukaan kayu yang warnanya berbeda , disamakan dulu.   
4.   Pengisian pori – pori kayu dengan bahan wood filler , diaplikasikan dengan
      menggunakan kuas dan kapi. Wood filler yang digunakan ada yang berpengencer
      air, ada juga yang berpengencer thiner. 
5.   Setelah kering ( 15 menit ),  sisa wood filler  yang dipermukaan kayu  kayu
      diamplas habis dengan amplas no 180 -   240.    
6.   Pendasaran politor
      Lapiskan cairan politor ( 1 ons shirlak + 1 ltr spirtus ) dengan menggunakan kuas
      yang dibungkus kain / kaos perca .  Pelapisan dilakukan berulang – ulang sampai
      kelihatan hasil dari pendasaran tersebut.
7.   Setelah 15 menit permukaan bidang hasil pendasaran akan menjadi kering. Bila
      permukaan terasa kasar harus diamplas cara basah hingga permukaan terasa
      halus. Amplas yang digunakan adalah kertas amplas no. 180 – 240.
8.   Pelapisan akhir bidang permukaan benda kerja dengan menggunakan cairan
      politor yang lebih encer ( 1 ons shirlak + 2 ½ ltr Spirtus ) menggunakan kaos
      perca yang dilipat padat.
9.   Pelapisan akhir ini bisa diulang beberapa kali , namun sebelumnya harus
      diamplas cara basah dengan kertas amplas no. 400.

       B.   SISTEM  POLITOR WARNA TRANSPARAN.
  1.   Persiapan permukaan kayu.
        Persiapan dilakukan dengan pengamplasan , untuk memotong serat – serat yang
        berdiri dan membersihkan permukaan dari noda – noda yang akan menghalangi
        daya lekat pelapisan . Amplas yang digunakan no. 80 – 180.
2.   Pengisian pori – pori kayu dengan bahan wood filler , diaplikasikan dengan
      menggunakan kuas dan kapi. Wood filler yang digunakan ada yang berpengencer
      air, ada juga yang berpengencer thiner .
3.   Setelah kering ( 15 menit ),  sisa wood filler  yang dipermukaan kayu  kayu
      diamplas habis dengan amplas no 180 -   240.
4.   Pewarnaan bidang permukaan.  
      Gunakan pewarna / wenter politor dan campurkan kedalam larutan politor
      dasaran . Aplikasikan dengan caara dioleskan menggunakan kuas yang
      dibungkus kaus perca. Oleskan beberapa kali hingga warnanya kelihatan rata.
5.   Mengoleskan politor dasaran untuk mengunci warna agar tidak luntur.
6.   Pengamplasan dasaran politor dengan amplas no. 240 – 400 cara basah.
7.   Oleskan cairan politor beningan ( 1 ons shirlak + 2 ½ ltr spirtus ) dengan
      menggunakan kaus perca yang digulung padat.
8.   Proses politor beningan dilakukan berulang kali, tetapi sebelumnya permukaan
      diamplas dengan kertas amplasno. 400 cara basah.









       C.   SISTEM  POLITOR  KEDAP  WARNA
  1.   Persiapan permukaan kayu.
        Persiapan dilakukan dengan pengamplasan , untuk memotong serat – serat yang
        berdiri dan membersihkan permukaan dari noda – noda yang akan menghalangi
        daya lekat pelapisan . Amplas yang digunakan no. 80 – 180.
2.   Pengisian pori – pori kayu dengan bahan wood filler , diaplikasikan dengan
      menggunakan kuas dan kapi. Wood filler yang digunakan ada yang berpengencer
      air, ada juga yang berpengencer thiner .
3.   Setelah kering ( 15 menit ),  sisa wood filler  yang dipermukaan kayu  kayu
      diamplas habis dengan amplas no 180 -   240.
4.   Campurkan oker  warna yang diinginkan kedalam cairan politor dasaran , dan
      oleskan dengan menggunakan kuas yang dibungkus kaus perca. Pengolesan
      dilakukan berulang kali hingga warna merata dan menutupserat-serat kayu.
5.   Oleskan campuran politor dasaran  tanpa oker warna , untuk mengunci warna
      agar tidak terkikis saat dilakukan pengamplasan.
6.   Setelah cukup kering,  amplas permukaan dengan kertas amplas no. 240 – 400
      cara basah , hingga permukaan benda rata.
7.   Kemudian kauskan cairan politor beningan dan tekan searah serat kayu hingga
      lapisan politor menutup rata, halus dan mengkilap.


PERTANYAAN  EVALUASI
1.   Sebutkan manfaat dari penggunaan politor.
2.   Kutu lak banyak dikembangkan pada pohon apa saja.
3.   Berapa  perbandingan  campuran dari politor dasaran.
4.   Berapa perbandingan campuran untuk politor beningan.
5.   Dapatkah mempolitor pada malam hari. Bagaimana hasilnya.



KUNCI  JAWABAN
1.   Manfaat dari penggunaan politor adalah melapisi dan mengkilapkan permukaan kayu, memperindah dan mempertajam pola serat kayu, menjaga kestabilan kayu dari pengaruh cuaca.
2.    Pohon kesambi , akasia, ploso , dan  widara.
3.   1  ons shirlak + 1 ltr spirtus.
4.   1 ons shirlak  +  2 ½ ltr spirtus.
5.   Kurang baik . hasilnya tidak bisa mengkilat bahkan bisa kusam dan kurang lengket.
















SEKOLAH MENENGAH KEJURAUAN NEGERI  1  MADIUN
Teknik Bangunan    FINISHING  KAYU
Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu dengan Politor    XII KKy / 5
Teknik Konstruksi Kayu        4x5x45 menit
No    ASPEK  PENILAIAN    Skor Maks    Skor Perolehan
A    Hasil  Pekerjaan    70   
1    Kerataan Permukaan Pengecatan    20   
2    Kehalusan Permukaan     20   
3    Kesamaan Warna    20   
4    Mengkilap    10   
           
B    Sikap    30   
1.    Langkah kerja    10   
2    Keselamatan Kerja    10   
3    Ketepatan Waktu    10   
   
TOTAL   
100   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar