Jumat, 07 September 2012

PENGUKURAN POSISI VERTIKAL

BAB 3. PENGUKURAN KERANGKA DASAR VERTIKAL (ISKANDAR)
Daftar isi
[sembunyikan]
•    1 Pengertian
•    2 Pengukuran sipat datar
o    2.1 Cara kesatu
o    2.2 Cara kedua
o    2.3 Cara ketiga
•    3 Jenis - Jenis Pengukuran Sipat Datar
o    3.1 Sipat datar memanjang
o    3.2 Sipat datar resiprokal
o    3.3 Sipat datar profil
o    3.4 Sipat datar luas
•    4 Ketelitian pengukuran sipat datar
•    5 Syarat - syarat alat sipat datar
o    5.1 Pesawat Sipat Datar
    5.1.1 1. Dumpy Level
    5.1.2 2. Tipe Reversi ( Reversible level )
    5.1.3 3. Tilting Level
    5.1.4 4. Automatic Level
o    5.2 Rambu Ukur
•    6 Pengukuran trigonometris
•    7 Pengukuran Barometris
o    7.1 Prosedur pengukuran
    7.1.1 1. Pengukuran tunggal
    7.1.2 2. Pengukuran simultan
•    8 Rangkuman
•    9 Soal Latihan

Pengertian    
Kerangka dasar vertikal merupakan kumpulan titik - titik yang telah diketahui atau ditentukan posisi vertikalnya berupa ketinggiannya  erhadap bidang rujukan ketinggian tertentu. Bidang ketinggian rujukan ini bisa berupa ketinggian muka air laut rata - rata (mean sea level - MSL) atau ditentukan lokal. Umumnya titik kerangka dasar vertikal dibuat menyatu pada satu pilar dengan titik kerangka dasar horizontal.
Pengadaan jaring kerangka dasar vertikal dimulai oleh Belanda dengan menetapkan MSL di beberapa tempat dan diteruskan dengan pengukuran sipat datar teliti. Bakosurtanal, mulai akhir tahun 1970an memulai upaya penyatuan sistem tinggi nasional dengan melakukan pengukuran sipat datar teliti yang melewati titik - titik kerangka dasar yang telah ada maupun pembuatan titik - titik baru pada kerapatan tertentu. Jejaring titik kerangka dasar vertikal ini disebut sebagai Titik Tinggi Geodesi (TTG).
Hingga saat ini, pengukuran beda tinggi sipat datar masih merupakan cara pengukuran beda tinggi yang paling teliti. Sehingga ketelitian kerangka dasar vertikal (K) dinyatakan sebagai batas harga terbesar perbedaan tinggi hasil pengukuran sipat datar pergi dan pulang. Pada tabel 2 ditunjukkan contoh ketentuan ketelitian sipat teliti untuk pengadaan kerangka dasar vertikal. Untuk keperluan pengikatan ketinggian, bila pada suatu wilayah tidak ditemukan TTG, maka bisa menggunakan ketinggian titik triangulasi sebagai ikatan yang mendekati harga ketinggian teliti terhadap MSL.

Pengukuran tinggi adalah menentukan beda tinggi antara dua titik. Beda tinggi antara 2 titik dapat ditentukan dengan :
1.    Metode pengukuran penyipat datar
2.    Metode trigonometris
3.    Metode barometri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar